Category: EKONOMI KOPERASI


RESTRUKTURISASI KELEMBAGAAN BISNIS SEBAGAI ALTERNATIF STRATEGI DALAM RANGKA MEMPERKUAT IDENTITAS KOPERASI
Oleh : Sudarwanto, Adenk
Sumber:
Restrukturisasi Kelembagaan Bisnis Sebagai Alternatif Strategi Dalam Rangka Memperkuat Identitas Koperasi. Jurnal Stie Semarang, Vol 4, No 1, p. 55-66

B. PENDEKATAN STRATEGI

1. Sistem Perencanaan dan Pengendalian Manajemen (SPPM)
Desain sistem kelembagaan koperasi merupakan Sistem Perencanaan dan Pengendalian Manajemen ( SPPM ) sebagai suatu pendekatan alternatif perlu dibanguan guna merespon perubahan lingkungan bisnis
Kelembagaan Bisnis Koperasi harus melakukan penataan ulang sehubungan dengan perubahan lingkungan, sehingga mampu merespon paradigma manajemen dalam menerapkan managerial skill sesuai tuntutan perubahan lingkungan agar identitas koperasi tetap terjaga, dan menjamin adanya value added bagi anggota koperasi. Desain SPPM ini dimaksudkan untuk merumuskan kembali secara tajam dengan mengurangi keanekaaragaman fungsi , heteroginitas keanggotaan, serta struktur keanggotaan , dan melakukan reskillling manajer. Dengan demikian perlu adanya perubahan mind set dalam praktek manajemen koperasi.

2. Perubahan Mindset
Perubahan lingkungan bisnis koperasi membawa konsekuensi terhadap perubahan mindset atas praktek manajemen dalam mengelola bisnis yang dijalankan koperasi.Perubahan mindset tersebut dimaksudkan untuk tetap menjaga identitas koperasi dalam mencapai pelipat ganda kinerja koperasi. Perubahan mindset tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 3 : Perubahan Mindset

gambar 3

Agar perubahan mindset ini dapat berjalan maka harus dilakukan continuous improvement (perbaikan berkelanjutan) yang didukung keandalan Sumber DayaManusia dalam merespon setiap perubahan lingkungan bisnis koperasi. Perubahan mindset menjadi syarat keharusan baik bagi anggota selaku pemilik maupun para manajer selaku pengelola bisnis yang dijalankan oleh koperasi. Perubahan tersebut terutama menyangkut cara pandang , sikap dan perilaku dalam merespon perubahan lingkungan. Butir –butir perubahan yang menyangkut kondiisi masa depan secara berkelanjutan adalah :

a. Kecepatan dan kemauan untuk merespon
b. Leadership dari setiap orang, bukan hanya pengurus atau manajer saja
c. Kekakuan organisasi berubah menjadi fleksibilitas secara permanen
d. Pengendalian melalui visi , misi dan value
e. Bukan penjagaan informasi secara ketat tetapi shraing information
f. Tidak mengandalkan analisis kuantitatif tetapi juga kreativitas
g. Bukan reaktif menghindari resiko, tetapi keberanian menanggung resiko
h. Bukan fokus ke internal organisasi tetapi fokus kelingkungan kompetitif
i. Bukan menjaga independensi kelembagaan koperasi tetapi saling ada ketergantungan (kerjasama) diantara pelaku bisnis
3. Reskilling Manajer
Reskilling manajer dimaksudkan untuk membentuk skill baru manajer melalui pendidikan dan pelatihan yang efektif. Reskilling manajer ini dipicu oleh :

1. Skill yang telah dimiliki para manajer koperasi sudah tidak sesuai dengan tuntutan skill dari lingkungan bisnis, sehingga terjadi adanya ketidaksepadanan (mismatch) antara skill yang dimiliki manajer dengan tuntutan lingkungan bisnis.
2. Skill yang dimiliki sudah ketinggalan jaman dengan adanya perubahan lingkungan bisnis yang cepat

Alasan yang mendasari reskilling manajer ini adalah :

a. Kebanyakan manajer hanya memiliki kemampuan bidang tehnis, bukan managerial skill
b. Kebanyakan pendidikan peningkatan kemampuan manajaer lebih menekankan pada process skill approach yang menghasilkan manajer terampil dalam bidang plannng, coordinating, staffing, controlling, tetapi tidak termpil dalam menghasilkan valuebagi bisnis koperasi
c. Lingkungan bisnis yang berubah perlu mengkaji kembali paradigma, asumsi dasar core belief, core value yang selama ini digunakan manajer

4. Perspektif dan Sasaran Strategik
Untuk menjalankan bisnis koperasi agar tetap memberikan manfaat bagi anggota, serta kelangsungan hidup koperasi, maka perspektif keuangan, anggota , proses, pembelajaran dan pertumbuhan harus menjadi perhatian guna mencapai sasaran strategik .

1. Perspektif Pembelajaran dan pertumbuhan adalah pemberdayaan semua potensi Sumber Daya Manusia yang terintegrasi dalam tatanan struktur organisasi koperasi.
2. Perspektif Proses, merupakan mekanisme dan sistem yang harus diikuti guna menjamin kualitas pelayanan atas produk/jasa yang dihasilkan koperasi
3. Perspektif Anggota, adalah terpenuhinya kebutuhan anggota dan meniadakan kesenjangan antara harapan anggota terhadap rialitas yang diterima dari koperasi
4. Perspektif keuangan akan terukur dengan adanya pertumbuhan, profitabilitas, serta penurunan biaya sehingga menghasilkan nilai tambah bagi anggota koperasi.

Oleh : Sudarwanto, Adenk. 2012. Restrukturisasi Kelembagaan Bisnis Sebagai Alternatif Strategi Dalam Rangka Memperkuat Identitas Koperasi. Jurnal Stie Semarang, Vol 4, No 1, p. 55-66

RESTRUKTURISASI KELEMBAGAAN BISNIS SEBAGAI ALTERNATIF STRATEGI DALAM RANGKA MEMPERKUAT IDENTITAS KOPERASI
Oleh : Sudarwanto, Adenk
Sumber:
Restrukturisasi Kelembagaan Bisnis Sebagai Alternatif Strategi Dalam Rangka Memperkuat Identitas Koperasi. Jurnal Stie Semarang, Vol 4, No 1, p. 55-66

 

KESIMPULAN

Identitas Koperasi tetap harus dijaga karena identitas tersebut yang membedakan lembaga bisnis yang berbentuk koprerasi dengan lembaga bisnis non koperasi. Menghadapi perubahan lingkungan bisnis, maka koperasi secara kelembagaan harus melakukan penantaan perubahan secara internal dengan melakukan :

1. Penataan Sistem Perencanaan dan Pengendalian Manajemen dengan memperhatikan:

a. Keanekaanragam fungsi koperasi.
Jika koperasi menjalankan fungsi keanekaragaman dalam bisnisnya, maka kekuasaan dan wewenang manajemen makin kuat, serta dapat mendorong tingginya biaya informasi bagi anggota dalam rangka pengawasan dan pengendalian melalui penentuan keputusan (vote dan voice), oleh karena itu perlu melakukan pengurangan keanekaragaman fungsi jika keanekaragaman tersebut memperlemah aspek pengendalian dan pengawasan.

b. Jumlah aktivitas usaha yang dijalankan
Koperasi yang menjalankan multi usaha jika lemah dalam aspek perencanaan dan pengendalian yang dilakukan anggota, akan mudah memicu konflik yang akan mempengaruhi kinerja koperasi sebagai akibat keragaman kebutuhan anggota yang tidak terlayani secara baik, sehingga anggota merasakan keunggulan koperasi menurun dibandingkan dengan lembaga bisnis non koperasi . Oleh karena itu untuk mempertahankan keunggulan koperasi , maka koperasi perlu memfokuskan diri pada satu bidang usaha tertentu jika multi usaha justru akan memperlemah keunggulan koperasi sebagai akibat adanya asar yang kompetitif

c. Struktur dan jumlah keanggotaan.
Homoginitas keanggotaan koperasi serta jumlah keanggotaan perlu menjadi perhatian berkaitan dengan kemampuan untuk memenuhi kebutuhan dan pelayanan bagi anggota. Semakin homogin keanggotaan koperasi akan memudahkan bagi koperasi untuk secara efektif memenuhi kebutuhan dengan pelayanan prima bagi anggota. Terpenuhinya kebutuhan anggota akan mendorong peningkatan partisipasi anggota terhadap koperasi.

d. Memperhatikan perubahan lingkungan bisnis melalui trendwatching sehingga dapat merespon perubahan tersebut secara adaptif

2. Melakukan Building Block Continuos Improvement Mindset
Mindset perbaikan berkelanjutan harus dilakukan guna memperkuat identitas koperasi
melalui sikap mental, perilaku dan etika bisnis

3. Melakukan Reskilling manajer melalui pendidikan dan pelatihan yang efektif

4. Mendesain perspektif dan sasaran strategik dengan mengacu pada perspektif aspek pembelajaran dan pertumbuhan, proses, anggota dan keuangan

Daftar Pustaka : Sudarwanto, Adenk. 2012. Restrukturisasi Kelembagaan Bisnis Sebagai Alternatif Strategi Dalam Rangka Memperkuat Identitas Koperasi. Jurnal Stie Semarang, Vol 4, No 1, p. 55-66

RESTRUKTURISASI KELEMBAGAAN BISNIS SEBAGAI ALTERNATIF STRATEGI DALAM RANGKA MEMPERKUAT IDENTITAS KOPERASI
Oleh : Sudarwanto, Adenk
Sumber:
Restrukturisasi Kelembagaan Bisnis Sebagai Alternatif Strategi Dalam Rangka Memperkuat Identitas Koperasi. Jurnal Stie Semarang, Vol 4, No 1, p. 55-66

PEMBAHASAN

A.    RESTRUKTURISASI KELEMBAGAAN
Restrukturisasi kelembagaan koperasi dimaksudkan agar koperasi benar-benar fokus dalam meningkatkan kesejahteraan anggota, mengurangi konflik, mendorong partisipasi anggota dan tetap mempertahankan keunggulan koperasi dibandingkan dengan lembaga bisnis lain dengan mempertahankan identitas koperasi.
1.      Keanekaragaman fungsi koperasi.
Ke aneka ragaman fungsi koperasi akan menimbulkan konsekuensi semakin besarnya kekuasaan dan wewenang yang melekat pada manajemen karena masalahnya juga semakin kompleks. Semakin besar kekuasaan dan wewenang yang melekat pada manajemen mempunyai implikasi :
a.    Koperasi multi usaha akan lebih banyak mengalami konflik dibanding koperasi usaha tunggal. Konflik yang timbul akan mempengaruhi kinerja koperasi yang pada akhirnya akan merugikan koperasi itu sendiri dan kelangsungan hidup koperasi menjadi terancam.
b.    Kekuatan persaingan pasar dari multi usaha koperasi juga akan mengurangi partisipasi anggota, sehingga koperasi akan mengalami kesulitan dalam mengendalikan pasar, mengingat beragamnya kebutuhan dan pelayanan yang harus disediakan koperasi untuk memberikan keunggulan bagi anggotanya.
c.    Kuatnya kekuasaan dan wewenang manajemen yang berimplikasi pada tingginya biaya informasi akan mempengaruhi partisipasi/pengawasan melalui suara dan penentuan keputusan ( voice dan vote )
d.    Makin tingginya biaya informasi yang harus ditanggung oleh anggota untuk memperoleh informasi sehubungan partisipasi dan pengawasan bagi manajemen, sehingga pada akhirnya akan mengurangi insentif untuk berpartisipasi dan mengawasi manajemen.

2.  kegiatan atau fungsi koperasi
Kegiatan atau fungsi koperasi seharusnya akan memudahkan partisipasi dan pengawasan anggota pada manajemen untuk focus pada kepentingan anggota :
Pemilihan atau fokus pada suatu kegiatan memberikan dampak pada :
a.         Peningkatan atau penurunan keunggulan atas manfaat koperasi yang dapat dirasakan bagi anggota
b.         Tingggi rendahnya biaya informasi dalam rangka pengawasan, dan akan mempengaruhi terhadap tinggi rendahnya partisipasi anggota
c.         Kebutuhan anggota akan pelayanan kopersi semakin mudah atau menjadi sebaliknya yang berakibat turunnya partisipasi anggota

3.   Struktur Keanggotaan
Struktur keanggotaan koperasi membantu mempercepat peningkatan kemanfaatan koperasi bagi anggotanya. Koperasi hanya akan hidup jika lembaga bisnisnya telah mampu memberikan kemanfaatkan bagi anggotanya. Struktur ini berpengaruh terhadap manfaat bagi koperasi yaitu :
a.       Jika struktur keanggotaan koperasi makin homogin, (dilihat dari profesi: pegawai , guru, petani , atau dari segi pendidikan serta tingkat penghasilan), maka biaya transaksi untuk berpartisipasi semakin rendah. Sebaliknya jika struktur keanggotaan semakin heterogin, maka biaya transaksi akan menjadi tinggi, sehingga akan mengurangi partisipasi anggota.
b.      Kepentingan dan kemampuan individu untuk memanfaatkan fasilitas koperasi juga berlainan. Semakin heterogin keanggotaan maka semakin besar perbedaan kebutuhan anggota. Hal ini akan mudah memicu konflik internal. Hanya anggota yang punya “kemampuan” lebih akhirnya yang akan lebih menikmati keunggulan koperasi dibandingkan anggota yang kurang “mampu”
4.       Jumlah Keanggotaan
Semakin besar ukuran suatu koperasi, maka semakin tinggi biaya bagi anggota untuk berpartisipasi. Alasannya adalah :
a.    Sejalan dengan semakin besarnya ukuran koperasi, maka aspek profesionalisme manajerial akan makin meningkat. Hal ini akan menjadi kendala bagi anggota untuk berpartisipasi (para anggota lebih banyak membutuhkan waktu untuk bisa memperoleh informasi, dan membutuhkan kemampuan yang tinggi), sehingga semakin kuat kekuasaan manajemen. Apabila manajemen tidak memegang jati diri koperasi (identitas), maka rendahnya partisipasi anggota mendorong manajemen untuk melakukan bisnis dengan non anggota yang lebih menarik serta akhirnya identitas koperasi akan bergeser sebagai lembaga bisnis non koperasi.
b.    Kefeketifan anggota untuk mendiskusikan tentang kelembagaan bisnis koperasi akan semakin berkurang atau dengan kata lain partisipasinya semakin berkurang, karena semakin banyak sumber daya yang harus dipakai sebagai akibat peningkatan jumlah anggota yang tidak diimbangi dengan kemampuan koperasi untuk mengelola sumber daya anggota (termasuk masalah lokasi/tempat tinggal yang lebih jauh untuk menjangkau koperasi).
c.    Makin tingginya biaya partisipasi ini akan mengakibatkan tingkat partisipasi menurun, sehingga menjadi anggota yang pasif, yang mengandalkan pihak-pihak lain untuk menjalankan tugas tugasnya guna mengendalikan manajemen. Akhirnya para anggota tersebut cenderung akan bertindak sebagai free riders (penumpang gelap) mengandalkan anggota lainnya untuk melakukan tugas partisipasi, namun mereka tetap berharap dapat menikmati manfaat koperasi.
Oleh : Sudarwanto, Adenk. 2012. Restrukturisasi Kelembagaan Bisnis Sebagai Alternatif Strategi Dalam Rangka Memperkuat Identitas Koperasi. Jurnal Stie Semarang, Vol 4, No 1, p. 55-66